BUDI DAYA PADI
MORFOLOGI TANAMAN PADI
Tanaman padi termasuk golongan tanaman setahun/semusim. Bentuk batangnya bulat dan berongga, daunnya memanjang seperti pita yang berdiri pada ruas-ruas batang dan mempunyai sebuah malai yang terdapat pada ujung batang.
Bagian-bagian tanaman dalam garis besarnya dapat dibagi dalam dua bagian besar yaitu :
- Bagian Vegetatif, yang meliputi : akar, batang dan daun.
- Bagian Generatif, yang meliputi : malai yang terdiri dari bulir-bulir daun bunga.
Bagian Vegetatif
1. Akar
Kira-kira 5-6 hari setelah berkecambah, dari batang yang masih pendek itu keluar akar-akar serabut yang pertama dan dari sejak ini perkembangan akar-akar serabut berjalan teratur. Pada saat permulaan batang mulai bertunas ( kira-kira umur 15 hari ), akar serabut berkembang dengan pesat. Dengan semakin banyaknya akar-akar serabut ini maka akar tunggang yang berasal dari akar kecambah tidak kelihatan lagi. Akar tunggang dan akar serabut mempunyai bagian akar lagi yang disebut akar sisi : yang keluar dari akar serabut disebut akar rambut dan yang keluar dari akar tunggang.
2. Batang
Batang padi disusun oleh serangkaian ruas-ruas dan antara ruas-ruas yang satu dengan yang lainnya dipisah oleh sesuatu buku. Ruas batang padi didalamnya berongga dan bentuknya bulat. Dari atas kebawah, ruas batang itu makin pendek. Ruas-ruas yang terpendek terdapat di bagian bawah dari batang dan ruas-ruas ini praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas-ruas yang berdiri sendiri.
Pada tiap-tiap buku, duduk sehelai daun. Didalam ketiak daun terdapat kuncup yang tumbuh menjadi batang. Pada buku-buku yang terletak paling bawah mata-mata ketiak yang terdapat antara ruas batang-batang dan upih daun, tumbuh menjadi batang-batang skunder yang serupa dengan batang primer. Batang-batang sekunder ini pada gilirannya nanti menghasilkan batang-batang tertier dst. Peristiwa ini disebut pertunasan atau menganak.
3. Daun
Daun terdiri dari : helai daun yang berbentuk memanjang seperti pita dan upih daun yang memeluk batang. Pada perbatasan antara helai dan upih terdapat lidah daun. Upih daun menutup daun yang berguna untuk memberikan dukungan kepada bagian buku yang jaringannya empuk. Panjang dan warna lidah daun berbeda-beda tergantung kepada varietas padi yang ditanam. Lidah daun duduknya melekat pada batang yang dengan demikian dapat mencegah masuknya air hujan diantara batang dan upih daun. Keadaan ini dapat menegah infeksi dari penyakit-penyakit. Panjang dan lebar dari helai daun juga tergantung kepada varietas padi yang ditanam dan letaknya pada batang. Daun ketiga dari atas biasanya merupakan daun terpanjang. Daun bendera ( daun yang diatas sekali ) mempunyai panjang daun terpendek dengan lebar daun yang terbesar.
Bagian Generatif
1. Malai
Suatu malai terdiri dari butir yang timbul dari buku paling atas dan pada tiap-tiap bulir terdapat bunga padi. Ruas buku terakhir dari batang merupakan sumbu utama dari malai, sedang bulir-bulirnya terdapat pada cabang-cabang pertama maupun cabang-cabang kedua.
Pada waktu berbunga, malai berdiri tegak kemudian terkulai bila bulir telah berisi dan matang menjadi buah.
Panjang malai diukur dari buku terakhir sampai bulir diujung malai. Panjang malai ditentukan oleh sifat baka ( Keturunan ) dari varietas dan keadaan keliling. Panjang malai dapat pendek ( 20 cm ), sedang ( 20-30 cm ) dan panjang ( lebih 30 cm ).
2. Bunga Padi
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya tidak mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu.
Bulir-bulir padi terdiri dari bagian-bagian : tangkai bunga, dua sekam kelompok ( terletak pada dasar tangkai bunga ) dan berupa bunga. Masing-masing bunga mempunyai dua sekam mahkota, yang terbawah disebut lemma sedang lainnya disebut palea, dua lodicula yang terletak pada dasar bunga, yang sebenarnya adalah dua daun mahkota yang sudah berubah bentuknya. Lodicula memegang peranan penting dalam pembukaan palea pada waktu berbunga karena ia mengisap air dari bakal buah sehingga mengembang dan oleh pengembangan ini palea dipaksakan membuka.
Pada waktu padi hendak berbunga, lodicula menjadi mengembang karena ia mengisap air dari bakal buah. Pengembangan ini mendorong lemma dan palea terpisah dan terbuka. Hal ini memungkinkan benang sari yang sedang memanjang keluar dari bagian atas atau dari samping bunga yang terbuka tadi.
Terbukanya bunga diikuti dengan pecahnya kandung serbuk, yang kemudian menumpahkan tepung sarinya ( spora-spora jantan ). Sesudah tepung sari ditumpahkan dari kandung serbuk maka lemma dan palea menutup kembali. Dengan berpindahnya tepung sari kekepala putik maka selesailah sudah proses penyerbukan. Kemudian terjadilah pembuahan rangkap oleh spora-spora jantan terhadap spora betina didalam putik ( indung telur ), yang menghasilkan lembaga dan endosperem. Endosperem adalah penting sebagai sumber makanan cadangan bagi tanaman yang baru tumbuh.
3. Buah Padi
Yang sehari-hari kita sebut biji padi atau gabah, sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian-bagian lain membentuk sekam.
Dinding bakal buah terdiri dari tiga bagian: bagian paling luar disebut epicarpium, bagian tengah disebut mesocarpium dan bagian dalam yang disebut endocarpium.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN PADI
Fase-Fase Pertumbuhan Padi
Ada 4 fase dalam pertumbuhan padi sejak dari bibit hingga panen, yaitu :
Fase pertama : Vegetatif cepat
Mulai dari pertumbuhan bibit sampai jumlah anakan maksimum. Selama fase ini jumlah anakan, tinggi tanaman dan berat jerami terus bertambah. Jumlah anakan bertambah dengan cepat.
Jumlah anakan maksimum biasanya dicapai pada minggu ke enam atau ke tujuh setelah tanam. Jumlah anakan maksimum perbatang dapat digolongkan : sangat rendah ( kurang dari 5 rumpun ), rendah ( 5-8 rumpun ), sedang ( 9-12 rumpun ) tinggi ( 13-16 rumpun ) dan sangat tinggi ( lebih dari 16 rumpun ).
Fase kedua : Vegetatif lambat
Mulai dari saat jumlah anakan maksimum sampai keluarnya primordia ( bakal malai ). Primordia keluar biasanya pada umur 50 hari setelah tanam dan hal ini penting untuk memulai pemupukan Nitrogen yang kedua atau ketiga.
Fase ketiga : Reproduksi
Mulai dari fase keluarnya primordia sampai malai berbunga. Tinggi dan berat jerami bertambah dengan cepat.
Fase keempat : Pemasakan
Mulai keluarnya bunga sampai saat panen. Berat malai bertambah dengan cepat, sedang berat jerami menurun.
Hubungan Fase-Fase Pertumbuhan Dengan Umur dan Produksi.
Lama fase vegetatif cepat, reproduksi dan fase pematangan bulir pada umumnya hampir sama. Perbedaan umur antara macam-macam varietas padi disebabkan karena ada perbedaan waktu dari fase vegetatif lambat.
Varietas-varietas yang berumur 130 hari dari menyebar, pada umumnya tidak mempunyai fase vegetatif lambat, sedangkan varietas-varietas yang berumur kurang 130 hari dari menyebar, terjadi saling penindihan ( Overlap ) antara fase vegetatif cepat dan reproduktif, varietas yang berumur lebih dari 130 hari, mempunyai fase vegetatif yang lebih lama.
Produksi tanaman padi ditentukan oleh jumlah malai per rumpun atau per satuan luas, kepadatan malai, prosentase gabah isi, dan berat 1000 bulir. Jerami merupakan hasil pertumbuhan selama fase vegetatif, sedang gabah merupakan hasil pertumbuhan fase reproduksi dan fase pemasakan.
Faktor Keadaan Lingkungan
Interaksi antara padi dengan faktor lingkungan serta antara faktor lingkungan itu sendiri bisa mempengaruhi pertumbuhan padi. Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi padi dapat dibagi dalam dua golongan yaitu : Faktor-faktor lingkungan alamiah seperti : tanah, iklim dan biologis serta faktor-faktor sarana produksi ( pupuk, pestisida, varietas-varietas padi unggul dan lain-lain ), yang diberikan oleh manusia.
Sifat tanah yang mempengaruhi produksi dari sesuatu tanaman adalah kesuburan tanah. Kita mengenal dua jenis kesuburan tanah, ialah kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi.
Kesuburan fisik adalah sifat-sifat fisik tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu tekstur, struktur, keadaan dan komposisi udara serta air. Sedangkan kesuburan kimiawi menggambarkan kekayaan tanah tersebut akan unsur hara yang dibutuhkan dan dapat diserap oleh tanaman.
Faktor-faktor iklim yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi yaitu curah hujan, kelembaban udara, temperatur, awan, radiasi dan angin.
Keadaan lain yang menunjukkan pengaruh lingkungan adalah pengaruh kadar garam ( salinitas ) dari tanah. Salinitas ( kebanyakan kadar garam dalam tanah ) pada tanah yang jauh dari pantai menyebabkan tumbuhnya tanaman menjadi tidak rata. Pertumbuhan tidak sama itu sering dihubungkan dengan ketinggian tanah yang sedikit berbeda dan sebagai akibat adanya penimbunan garam setempat-setempat. Tanaman menjadi kerdil dan berwarna pucat.
BENIH, PERBENIHAN DAN PEMULIAAN PADI
Benih/Perbenihan
Benih yang bermutu tinggi dan berasal dari varietas yang unggul merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan tinggi/rendahnya produksi. Usaha lain seperti perbaikan bercocok tanam, pengairan yang baik pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit hanya dapat memberikan pengaruhnya yang maximal. Apabila disertai penggunaan benih yang bermutu serta berasal dari varietas unggul.
Mutu benih akan dipengaruhi oleh proses perkembangan dan kemasakan benih, panenan dan perontokan, pembersihan, pengeringan, dan penyimpanan benih, sampai fase tumbuh dipersemaian berakhir.
Klasifikasi Benih
Benih adalah gabah yang dihasilkan dengan cara-cara khusus dengan tujuan untuk disemai atau ditabur menjadi pertanaman. Ditinjau dari segi varietas dan sistim pengadaannya dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
- Benih yang bersertifikasi
- Benih yang tidak bersertifikasi.
Benih yang bersertifikasi adalah benih yang proses produksinya melalui sistim sertifikasi yaitu sistim produksi benih yang mendapat pemeriksaan lapangan dan pengujian secara laboratorium oleh instansi yang berwenang serta memenuhi persyaratan standard yang ditentukan.
Sedangkan benih yang tidak bersertifikasi adalah benih yang proses produksinya tidak melalui sistem tersebut tetapi memenuhi standart minimum mutu. Sesuai dengan urutan dan tingkat mutunya,
maka benih bersertifikasi dibagi menjadi empat kelas yaitu :
- Benih Penjenis ( Breeder Seed=BS )
- Benih Dasar ( Foundatin Seed=FS )
- Benih Pokok ( Stock Seed=SS )
- Benih Sebar ( Extension Seed=ES )
Benih Penjenis adalah benih yang dihasilkan oleh dibawah pengawasan pemuliaan tanaman yang bersangkutan atau instansinya, dan harus merupakan sumber untuk perbanyakan Benih Dasar.
Benih Dasar adalah keturunan pertama dari benih penjenis atau benih dasar yang diproduksi dibawah bimbingan yang intensif dan pengawasan yang ketat hingga kemurnian varietas yang tinggi dapat dipelihara.
Benih Pokok adalah keturunan dari benih penjenis atau benih dasar yang diproduksi dan dipelihara sedemikian sehingga indentitas dan tingkat kemurnian varietas yang ditetapkan dapat terpelihara dan memenuhi standard mutu yang ditetapkan
Benih Sebar adalah keturunan benih penjenis. Benih dasar atau benih pokok, yang diproduksi dan dipelihara sedemikian hingga indentitas dan tingkat kemurnian varietas memenuhi standard mutu benih yang ditetapkan dan telah disertifikasi sebagai benih sebar oleh instansi yang berwenang.
Mutu Benih Sebar
Benih sebar yang bermutu memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
- Prosentase benih murni minimal 98 %
- Prosentase kotoran benih maximal 2 %
- Prosentase benih tanaman/varietas lain maksimal 0,5 % atau 4 butir per Kg
- Prosentase benih rerumputan maksimal 0,1 %
- Prosentase daya tumbuh minimal 80 %
- Kadar air maksimal 13 %
1 s/d 4 Adalah standard untuk benih sebar, benih dasar dan benih pokok lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar