VIABILITAS SERBUK SARI ( POLEN ) DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBENTUKAN BUAH DAN BIJI
Viabilitas polen
merupakan parameter penting, karena polen harus hidup dan mampu berkecambah
setelah penyerbukan agar terjadi pembuahan. Ketersediaan polen dengan
viabilitas yang tinggi merupakan salah satu komponen yang menentukan keberhasilan
persilangan tanaman (Widiastuti dan Palupi,
2008). Selanjutnya Bot dan Mariani (2005) menjelaskan, polen merupakan
tahap kritis dalam siklus hidup tanaman, viabilitas polen sangat penting untuk
efisien reproduksi seksual tumbuhan.
Polen
dinyatakan viabel apabila mampu menunjukkan kemampuan atau fungsinya
menghantarkan sperma ke kandung lembaga (Kantong embrio), setelah terjadinya penyerbukan.
Polen dapat kehilangan viabilitasnya pada suatu periode waktu tertentu.
Hilangnya viabilitas sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, terutama suhu
dan kelembaban relatif (Shivanna et al.,
1991).
Sebutir polen (pollen grain)
adalah sebuah sel yang hidup dan mempunyai inti (nucleus) serta protoplasma, yang terbungkus oleh dinding sel.
Dinding sel itu terdiri atas dua lapis, yaitu lapisan dalam (intine) yang tipis serta lunak seperti
selaput dan lapisan luar (axine) yang
tebal dan keras untuk melindungi seluruh isi butir polen (Darjanto dan Satifah,
1982).
Jika
polen sesuai (compatible), polen akan
berkecambah pada kepala putik dan membentuk sebuah tabung polen yang akan
membawa gamet jantan pada gametofit betina. Senyawa protein yang terdapat pada
awal pembentukan polen disebut Lectin,
berada di dalam lapisan luar (exine)
dan lapisan dalam (intine). Lectin berperan penting dalam mekanisme
mengenali antara putik-polen. Namun bila polen tidak sesuai (incompatible), perkecambahan polen akan
terhambat atau pertumbuhan tabung polen akan tertahan dalam jaringan pemindah (Anjelina,
2009).
Gambat 1. Tahapan Pembentukan Tabung Polen.
Untuk membentuk buah harus melalui penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan
hanya dapat terjadi apabila polen yang viabel jatuh ke kepala putik yang dapat mengeluarkan
senyawa biokimia (reseptif).
Viabilitas polen menyatakan keadaan polen yang sudah masak dan siap untuk menyerbuk
kepala putik. Polen akan berkecambah membentuk tabung polen dan menghantarkan
sperma untuk membuahi sel telur sehingga pembuahan dapat berhasil. Dengan terhambatnya
pembentukan tabung polen maka berakibat pembuahan tidak terjadi karena sperma
tidak bisa sampai ke bakal buah. Dengan demikian buah tidak bisa terbentuk (Wahyuningsih
et
al., 2009).
Pembuahan merupakan kelanjutan dari
penyerbukan. Pada proses pembuahan ini, polen yang menempel pada kepala putik dengan
bantuan cairan yang ada pada kepala putik akan berkecambah atau memanjang (Hanum,
2008).
Gambat 2. Tahapan Proses Pembuahan .
DAFTAR PUSTAKA
Anjelina, R.
2009. Silangan secara invitro (Invitro Pollination). http://enzel-ria.blogspot.com/2009/10/silangan-secara-invitro-invitro.html.
[Diakses Tgl 31 - 07 - 2010].
Bot, M. dan Mariani, C. 2005. Viabilitas
serbuk sari di lapangan. Radboud Universiteit.
Nijmegen. http://www.cogem.net/ContentFiles/Pollen viability.pd. [Diakses Tgl 28 - 08 - 2010].
Nijmegen. http://www.cogem.net/ContentFiles/Pollen viability.pd. [Diakses Tgl 28 - 08 - 2010].
Darjanto, dan Satifah, S. 1982. Biologi bunga dan teknik
penyerbukan silang buatan. PT Gramedia. Jakarta. 143 hal.
Hanum, C. 2008. Teknik budidaya tanaman jilid 2. Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta. hal 144 - 168.
Shivanna,
K. R., Linkens, H. F. and Cresti, M. 1991.
Pollen viability and pollen vigor. Theor. Appl. Genet. 81 : 38 - 42.
Wahyuningsih, S., Tripeni, H. dan Supriyanti, L. 2009. Pengaruh perendaman biji dalam insektisida berbahan aktif profenofos
terhadap perubahan viabilitas serbuk sari, kaitannya dengan produksi buah
tanaman tomat (lycopersicum esculentum mill.).
Unila.
Bandar lampung.
Widiastuti, A. dan Palupi, E. R. 2008. Viabilitas
serbuk sari dan pengaruhnya terhadap keberhasilan pembentukan buah kelapa sawit
(Elaeis guineensis Jacq.). Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar