Rabu, 21 Desember 2011

HAMA DAN PENYAKIT YANG SERING MENYERANG TANAMAN PADI



A.  Hama Pada Tanaman Padi
1.    Hama Sundep (Scirpophaga innotata)
Hama  endemis  ini  berkembang  dari  dari pantai hingga daerah pedalaman dengan ketinggian 200 meter diatas permukaan laut, dengan curah hujan (kurang dari 200 mm) terjadi bulan October-November. Tanda-tanda hama ini dimulai dengan melakukan invasi (terbangnya ribuan kupu-kupu kecil berwarna putih pada sore dan malam hari) setelah 35 hari masa hujan. Kupu-kupu ini melakukan terbang sekitar dua minggu, menuju daerah-daerah persemaian tanamaan padi. Selanjutnya telur-telur (170-240 telur) diletakkan dibawah daun padi yang masih muda dan akan menetes menjadi ulat perusak tanaman padi setelah seminggu. Penyerangan ini dikenal dengan nama “Hama Sundep” dan “Hama Beluk”, Perbedaan keduanya dilihat pada tabel.
Tabel : Perbedaan Hama Sundep dan Hama Beluk.
Hama Sundep
Hama Beluk
            Menyerang daun padi muda, menguning dan mati. Walaupun batang padi bagian bawah masih hidup atau membentuk anak tanaman baru tapi pertumbuhan daun baru tidak terjadi.
         Menyerang titik tumbuh tanaman padi yang sedang bunting sehingga buliarn padi keluar, berguguran, gabah-gabah kosong dan berwarna keabu-abuan.
Sumber: Kartasapoetra (1993).
Untuk membasmi hama-hama ini ditempuh cara-cara sebagai berikut:
1.  Petani menyebarkan  bibit-bibit tanaman padi di persemaian setelah tahu jadwal invasi serangan ulat-ulat ini diperkirakan telah selesai.
2.   Penanaman padi yang memiliki daya regenerasi yang tinggi.
3.    Menghancurkan  telur-telur S. innotata yang teradapt dil ;ingkungan persemaian dan membunuh larva-larva yang abru menetas.
4. Melakukan  tindakan  preventif dengan penyemprotan persemaian menggunakan insektisida yang resistensi.
5.    Bibit-bibit tanaman padi yang akan disemai dicelupkan dalm herbisida. 
6.  Setelah  invasi  S. innotata dilakukan penyemprotan insektisida yang   mematikan telur dan larva.
7.  Crop rotation (pergiliran tanaman), setelah penanaman padi batang atau    jeraminya harus dibenamkan kedalam tanah/lumpur.
8.    Menarik  perhatian  S. innotata menggunakan perangkap jebak berwarna atau
       lampu petromaks.

2.   Ulat Penggerek (Scahunobius bipunctifer)
Gangguan  dan  kerusakan  pada  tanaman padi gandu, terutama daerah pegunungan, daya pengrusakannya tertuju pada bagian-bagian pucuk tanamaan sehingga mematikan tanaman padi. Daur hidup mirip dengan S. innotata, biasanya 30 hari tetapi tidak memiliki diapause sehingga meningkatkan kupu-kupu betina (warna kuning muda) dan jantan (warna sawo matang) dengan jumlah telur (150 butir) yang diletakkan di bagian bawah daun padi muda yang ditutupi oleh lapisan bulu. Ulat akan menggerek batang padi yang muda menuju titik tumbuh yang masih lunak. Pemberantasan dilakukan menggunakan insektisida yang tidak tahan lama atau crop rotation (berselang-seling dengan menanam palawija).  

3.  Hama Putih (Nymphula depunctalis)
Menyerang dan bergelantungan pada daun padi sehingga berwarna keputi putihan, bersifat semi aquatil (menggantungkan hidup pada air untuk bernafas dan udara). Kerusakan yang ditimbulkannya dapat mematikan tanaman padi disebabkan:
1.    Gerakan invasi melibatkan banyak hama yang menyerang tanaman padi  sebagai sumber makanannya. 
2.    Tanaman padi yang diserang kebanyakan berasal dari bibit-bibit lemah. Hama putih akan menjadi kepompong, sarung/kantong yang selalu dibawanya akan ditanggalkan dan dilekatkan pada abtang padi, kemudian dimasukinya lagi dan tidak keluar sampai menjadi kepompong (sekitar 2 minggu). Pembasmian hama ini dapat dilakukan dengan mempelajari siklus hidup, mengeringkan petakan-petakan sawah, membiarkan petak sawah berair dan diberi minyak lampu atau penggunaan insektisida ramah lingkungan. 

4.  Hama Wereng Coklat (Nilapervata lugens)
Hama ini selalu menghisap cairan dan air dari batang padi muda atau bulir-bulir buah muda yang lunak, dapat meloncat tinggi dan tidak terarah, berwarna coklat, berukuran 3-5 mm, habitat ditempat lembab, gelap dan teduh. Telur banyak yang ditempatkan dibawah daun padi yang melengkung dengan masa ovulasi 9 hari menetas, 13 hari membentuk sayap dan 2 minggu akan bertelur kembali. Hama ini meluas serangannya dilihat dari bentuk lingkaran pada atnaman dalam petakan padi. Tindakan yang dapat dilakukan untuk memberantas hama ini dengan cara preventif, represif dan kuratif. 
1.  Tindakan Preventif dengan cara-cara:
      a.  Serumpun daun padi layu, lakukan pemeriksaan dengan teliti.
  b. Apabila  dirumpun  padi  ditemukan seekor wereng, bunuh dan periksa telur-telurnya didaun lalu daun dicabut dan dibakar. Periksa tanmaan-tanaman lainnya yang berdekatan.
c. Apabila dalam serumpun terdapat banyak wereng, lakukan penyemprotan   massal dengan insektisida.
 2.  Tindakan Reppresif dilakukan sebagai berikut:
       a.  Pengeringan pada petakan sawah.
       b.  Pencabutan dan pembakaran seluruh tanaman. 
c.  Memilih bibit unggul (PB 30, 32, 34, Sicantik, Bengawan, dan lain-lain)  yang direndam dalam Aldrien 40% (12 gr/1 kg benih) atau Dildrien 50% WP (10 gr/1 kg benih).
       d.  Crop rotation (pergiliran padi dan palawija).
3.  Tindakan Kuratif ditempuh dengan:  
      a.  Insektisida butiran menggunakan Furadan 30 (17-20 kg/ha), Basudin 10g      910-15 kg/ha) dan Diazinon 10G (10-15 kg/ha) yang ditaburkan di antara larikan petak sawah tiga atau empat minggu sekali.
      b.  Penyemprotan insektisida cair seminggu sekali atau maksimal 10 hari sekali menggunakan Agrothion 50, Sumithion 50 EC (2 ltr/ha), Karphos 50 EC (2 ltr/ha), DDVP 50 EC (0.6 ltr/ha), Nogos 50 (0.6 ltr/ha), Sevin 85 Sp (1.2 ltr/ha), Diazinon 60 EC (1.5 ltr/ha). 

 5.  Wereng Hijau (Nephotettix apicalis)
Merusak  kelopak-kelopak  dan  urat-urat daun padi dengan alat penghisap pada moncong yang kuat. Bertelur (sebanyak 25 butir) yang ditempatkan dibawah daun padi selama tiga kali sampai dia mati. Cara pemberantasan hama dilakukan dengan insektisida, pembunuhan hama, rotasi tanaman, perangkap lampu jebak dan lainnya. 

6.  Walang Sangit (Leptocorixa acuta)
Binatang ini berbau, hidup bersembunyi direrumputan, tuton, paspalum, alang alang sehingga berinvasi pada tanaman padi muda ketika bunting, berbunga atau berbuah. Walang sangit menempatkan telurnya (14-16 telur hingga 360 butir telur sepanjang hidupnya) secara berjajaran pada daun. Pembasmian dilakukan pada malam hari menggunakan lampu petromaks; memakai umpan bangkai bangkai ular, katak, ketam; dan memanfaatkan insektisida.
7.  Lembing Hijau (Nezara viridula)
Berkembang pada iklim tropis, hidupnya berkoloni, betina berukuran kecil (16 mm) dengan 1100 telur selama hidupnya, lama penetasan 6-8 minggu, jantan berumur 6 bulan. Serangannya tidak sampai menghampakan padi, tetapi menghasilakn padi berkualitas jelek (goresan-goresan membujur pada kulit gabah dan pecah pabila dilakukan penggilingan/penumbukkan). Pembasmian hama dilakukan menggunakan insektisida sesuai aturan.

8.  Ganjur (Pachydiplosis oryzae)
Berkembang di daerah persawahan RRC, India dan Asia Tenggara. Menyerang tanaman padi yang penanamannya terlambat, sekitar bulan Februari dan April. Menempatkan telur-telurnya pada kelopak daun padi, larva-larva bergerak menuju dan memasuki batang-batang padi, daun-daun membentuk kelongsong sehingga padi mati. Pembasmiannya dilakukan mengurangi pengairan di sawah (padi jangan sampai terendam), menggunaakn lampu petromaks, pembinasaan dan penyemprotan insektisida dengan dosis tepat secara teratur.

B.  Penyakit Pada Tanaman Padi
1.    Bercak Cokelat Sempit
Gejala serangan :
Di daun dan pelepah daun terdapat bercak cokelat yang sempit seperti garis-garis pendek. Pada varietas yang tahan bercak berukuran 0,2-1 cm x 0,1 cm, berwarna cokelat gelap. Pada varietas yang rentan, bercaknya lebih besar dan berwarna cokelat terang. Disebabkan oleh cendawan Cescopora oryzae, dengan penularan melalui udara dan inang alternatif.
Cara pencegahan :
  1. Menggunakan variets yang tahan penyakit ini
  2. Bila diperlukan menyemprotkan fungisida di daun 
2.    Bercak Daun Cokelat
Gejala serangan :
Disebabkan oleh jamur Helminthosporium oryzae atau Drechslera oryzae. Gejalanya ditandai oleh adanya bercak cokelat di kulit gabah dan daun. Bercak muda berbentuk bulat kecil, berwarna cokelat gelap. Bercak yang sudah tua berukuran lebih besar, berwarna cokelat dengan pusat kelabu. Penyebaran penyakit ini disebabkan oleh angin dan dapat terbawa benih.
Cara pencegahan :
  1. Menanam varietas yang tahan
  2. Menggunakan benih yang sehat dan telah diberi perlakuan fungisida atau air panas pada benih.
  3. Pemberian pupuk yang seimbang, terutama K yang cukup
  4. Pemberian fungisida mankozeb 80% (Dipthane M-45), namun terbatas hanya untuk benih saja
3.    Bercak Garis
Gejala serangan :
Garis-garis yang kebasahan muncul diantara urat-urat daun setelah pemindahan bibit. Garis-garis tersebut tampak tembus cahaya bila dilihat dengan menantang sumber cahaya. Garis-garis itu kemudian memanjang dan berubah menjadi cokelat dengan lingkaran kuning di sekelilingnya. Disebabkan oleh bakteri Xanthomonas camprestris pv oryzicola. Ditularkan melalui benih, percikan air, dan masuk melalui luka dan stomata.

Cara pencegahan :
Menanan varietas yang tahan, seperti Singkarak, Mahakam, Sentani, Atomita 2. Memusnahkan sisa tanaman padi dan gulma inang diantara musim pertanaman.

4.    Bercak Pelepah Daun
Gejala serangan :
Bercak terutama terdapat di seludang daun. Bercak berbentuk bulat lonjong, berwarna kelabu kehijau-hijauan yang kemudian menjadi putih kelabu dengan pinggiran cokelat. Ukuran bercak dapat mencapai panjang 2-3 cm.                        
Disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani dan R. oryzae, cendawan ini berkembang pesat pada kondisi lembab, juga berkembang pesat pada tanaman yang dipupuk berat dengan pupuk N.
Cara pencegahan :
  1. Menjaga jarak tanam agar tidak terlalu rapat
  2. menghindari pemupukan N yang berlebihan
  3. Penyemprotan fungisida pada masa pembentukan anakan maksimum 
5.    Hangus Palsu
Gejala serangan :
Bulir-bulir padi berubah menjadi gumpalan spora yang berukuran sampai 1 cm. Gumpala spora tersbut mula-mula berwarna kuning sampai oranye, kemudian menjadi hijau gelap.
Disebabkan oleh cendawan Ustilaginoidea virens, cendawan ini berkembang pesat pada kondisi lembab, banyak hujan, mendung pada masa pembungaan dan tanaman yang dipupuk berat dengan pupuk N. penularan terjadi lewat udara.

Cara pencegahan :
1.      Menggunakan varietas yang tahan.

6.    Kerdil Hampa
Gejala serangan :
Tanaman kerdil dengan gejala utama daun padi menjadi kasar tidak teratur. Bagian daun yang kasar biasanya menguning, rusak atau terpilin. Pada tanaman dewasa daun benderanya pendek, terpilin, salah bentuk atau kasar tak beraturan. Bulir padi hanya sedikit yang terisi.
Disebabkan oleh virus kerdil hampa yang dapat ditularkan oleh wereng cokelat.
Cara pencegahan :
  1. Menggunakan varietas yang tahan.
  2. Memberantas serangga penularnya dengan insektisida. 
7.    Kerdil Rumput
Gejala serangan :
Tanaman yang terinfeksi sangat kerdil dengan banyak anakan sehingga menyerupai rumput. Daunnya sempit, pendek , kaku, hijau pucat dan kadang-kadang mempunyai bercak seperti karat. Tanaman yang terinfeksi dapat bertahan samapi dewasa, namun malainya sedikit, cokelat dan bulirnya hampa. Disebabkan oleh virus kerdil rumput yang dapat ditularkan oleh wereng cokelat.
Cara pencegahan :
  1. Menggunakan varietas yang tahan.
  2. Mencabut dan memusnahkan tanaman yang terinfeksi agar tidak menular.
  3. Memberantas serangga penularnya dengan insektisida.
8.    Kresek
Gejala serangan :
Tepi daun tanaman yang terinfeksi mula-mula bernoda seperti garis-garis basah yang kemudian meluas berwarna putih kekuning-kuningan. Kematian jaringan daun mulai terjadi di tepi helai kesatu atau kedua, atau di setiap titik permukaan daun yang luka dan selanjutnya meluas ke seluruh permukaan daun.
Disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae. Yang masuh melalui hidatoda di tepi daun, luka di daun atau akar yang putus. Penyebarannya melalui angin, embun, air hujan dan air irigasi.
Cara pencegahan :
  1. Menggunakan varietas yang tahan.
  2. Menggunakan bibit yang sehat
  3. Mencegah kerusakan bibit sewaktu pemindahan.
  4. Menghindari penggunaan pupuk N yang berlebihan.
9.    Tungro
Gejala serangan :
Tanaman yang terinfeksi kerdil dengan jumlah anakan berkurang. Daunnya berwarna kuning kemerah-merahan atau oranye mulai dari ujung daun. Malai tanaman yang terinfeksi biasanya kecil dan keluar tidak sempurna, bulir-bulirnya tertutup bercak cokelat dan beratnya kurang. Disebabkan oleh virus tungro padi yang dapat ditularkan oleh wereng daun.
Cara pencegahan :
  1. Menggunakan varietas yang tahan virus tungro.
  2. Mencabut dan memusnahkan tanaman yang terinfeksi agar tidak menular.
  3. Rotasi dengan tanaman palawija                                          
DAFTAR PUSTAKA


Musana, 2008. Penyakit Tanaman Padi. [ http://Penyakit Tanaman Padi « Mutsanna’s Weblog.htm. ( Diakses Tgl 10-06-2010 ) ]

Siregar, A, Z. 2007. Hama-Hama Tanaman Padi, Fakultas Pertanian USU. Medan. [ http://07004376.pdf. ( Diakses Tgl 10-06-2010 ) ]



Tidak ada komentar: